Suatu hari, Tikus sedang
tidur siang di rumahnya. Persediaan makanannya cukup untuk beberapa minggu ke
depan, jadi ia tak perlu pergi keluar untuk mencari makan.
Tiba-tiba, rumah Tikus
bergetar hebat. Semua barang di rumahnya jatuh.Tikus pun terbangun dari tidur,
dan keluar dari rumahnya. Ia kaget dan mengira bahwa tadi adalah gempa bumi.
Di luar rumahnya, terlihat
Gajah yang tengah berlarian. Gajah itu tampak sangat senang menginjak rumah
Tikus. Rumah Tikus pun hancur berantakan. Olala, ternyata itu ulah Gaiah.
“Hei, Gajah! Kalau main,
hati-hati, dong! Lihat, rumahku jadi hancur gara-gara kamu!" teriakTikus.
Gajah yang mendengar
teriakan Tikus, tak merasa bersalah. la justru semakin menginjak-injak rumah
Tikus.
“Apa yang kamu lakukan?
Berhenti! Rumahku jadi semakin hancuri” marah Tikus.
“Hahaha! Siapa suruh
menjadi binatang kecil? jadi terinjak-injak oleh tubuhku yang besar deh,” ejek
Gajah, lalu pergi berlalu sambil tersenyum mengejek.
“Huh! Gajah yang jahat.
Meskipun aku binatang kecil, tapi aku tetap membutuhkan rumah,” gerutu Tikus, sambil kembali membangun rumahnya yang telah hancur.
Tikus kemudian
menceritakan hal tersebut kepada teman-temannya. Semua temannya pun merasa
diremehkan oleh Gajah. Mereka ingin balas dendam. Namun,Tikus menolaknya.
Ia tidak menaruh dendam
kepada Gajah. la hanya ingin Gajah bisa menghargai binatang-binatang kecil
sepertinya.
“Tapi, bagaimana caranya
agar Gajah bisa sadar?" pikir Tikus.
Suatu hari, Tikus sedang
mencari makanan. la mencari hingga ke tempat yang lebih jauh. Saat sedang
mencari makanan, tiba-tiba terdengar suara meminta tolong. Suara itu sangat
keras.
“Tolong! Tolong aku!!”
teriak sebuah suara.
Tikus langsung mencari
asal suara. Rupanya, Gajah yang dulu menginjak rumahnya yang berteriak. Ia
terikat jaring petani. Mungkin petani sengaja memasang jaring itu untuk
menangkap Gajah, karena Gajah telah merusak tanaman mereka.
“Tolong aku,Tikus,” pinta
Gajah saat melihat Tikus menghampirinya.
Tanpa pikir panjang,Tikus
menggigit jaring yang mengikat Gajah. Sedikit sulit memang, tapi lama - lama Tikus berhasil menggigit jaring itu hingga putus.
Gajah pun selamat.
“Terima kasih,Tikus. Kau
telah menolongku. Jika tak ada kau, mungkin aku sudah mati," ucap
Gajah yang terlihat menyesal.
“Tidak apa-apa, Gajah.Asal
kamu berjanji, jangan suka merusak lagi. Merusak sesuatu hanya akan
membahayakanmu,” nasihat Tikus.
“Baiklah, Tikus. Aku
berjanji,” kata Gajah.
Sejak saat itu, Gajah
tidak pernah merusak lagi.Tikus yang berjiwa besar itu pun hidup damai dengan
Gajah.
Pesan moral
: jangan suka menyimpan dendam. Hidup akan tentram jika bisa saling memaafkan.