Pada suatu watu, ada seekor katak kecil melompat-lompat
di dekat semak-semak di tepi hutan, ketika dia melihat ada seekor makhluk
panjang menjalar di dekatnya. Bentuknya panjang, kulitnya licin dan berwarna
belang-belang.
“Hai, apa kabar,” katak kecil menyapa, “Apa yang sedang
kamu kerjakan di situ.”
“Oh.. aku hanya menghangatkan tubuhku di bawah sinar
matahari,” jawab makhluk itu. “Nama saya Ular Kecil, kamu siapa,” tanya makhluk
yang ternyata adalah ular kecil.
“Nama saya KatakKecil, Maukah kamu bermain dengan saya?”
Akhirnya Katak Kecil dan Ular Kecil bermain bersama di
dekat semak-semak itu. “Lihat apa yang bisa ku lakukan,” kata Katak Kecil, “Aku
bisa mngejarimu kalau kamu mau.” Kemudian dia mengajarkan kepada Ular Kecil
bagaimana cara melompat. “Aku juga bisa mengajarimu menjalar pakai perut,” kata
Ular Kecil. Mereka saling mengajari bagaimana mereka berjalan, sampai akhirnya
perut mereka lapar dan mereka memutuskan untuk pulang.
“Besok ketemu lagi ya?” kata Katak Kecil. “Iya, aku
tunggu di sini,” jawab Ular Kecil.
Sesampainya di rumah, Katak Kecil mencoba mempraktekkan
apa yang diajarkan oleh kawan barunya, Ular Kecil. Induk Katak terkejut dan
bertanya, “Hai, siapa yang mengajarkan cara berjalan seperti itu?” “Ular Kecil
yang mengajarimu, kita tadi bermain bersama di dekat semak-semak sana itu,”
jawab Katak Kecil.
“Apa? Tidakkah kau tahu anakku, bahwa keluarga ular itu
jahat. Mereka mempunyai racun di taringnya. jangan sampai Ibu melihat kamu
bermain dengan mereka lagi, dan juga jangan pernah berjalan seperti itu lagi.
Itu nggak baik,” Ibu Katak agak marah.
Sementara itu di rumah Ular, Ular Kecil juga mencoba cara
berjalan seperti yang diajarkan oleh Katak Kecil. Ibu Ular terkejut dan
bertanya, “Siapa yang mengajari kamu cara berjalan seperti itu?” “Katak Kecil
Bu, tadi kita main bersama di dekat semak-semak di sebelah sana itu.” “Apa?
Tidakkah kamu tahu bahwa keluarga Ular itu sudah sejak lama bermusuhan dengan
keluarga Katak? Lain kali kalau kamu ketemu dengan mereka, tangkap dan makan
saja. Dan jangan melompat-lompat seperti itu lagi. Ibu tak mau melihatnya.”
Keesokan harinya, Katak Kecil datang lagi ke tempat
dimana dia bermain bersama Ular Kecil kemarin, namun dia hanya diam dari
kejauhan. Ular Kecil juga demikian, dia ingat pesan Ibunya, “Begitu dekat dia,
tangkap dan makan.” Tapi sebenarnya dia pingin bermain seperti kemarin lagi.
“Katak Kecil, kayaknya aku nggak bisa bermain seperti kemarin lagi,” dia
berteriak kepada Katak Kecil. “Aku juga nggak bisa kayaknya,” sahut Katak Kecil
dari kejauhan. Akhirnya mereka berbalik dan menghilang di balik semak.
Sejak itu mereka nggak pernah main bersama lagi. Tapi
dalam ingatan mereka, bermain bersama waktu itu sangatlah menyenangkan.
Pesan Moral : Jika Berteman Janganlah Saling Membenci.