Suatu hari
cuaca sangat panas sekali. Karena teramat panasnya, manusia mencari tempat untuk
berteduh. Dengan kekuatan penuh, matahari menyinari bumi hingga sangat
menyengat di kulit. Ia pancarkan sinar yang panas ke bawah saat siang hari.
“Cuaca begitu
panas siang ini, aku harus mencari tempat berteduh” kata rumput.
“Hay, rumput. Kamu mau kemana?. Aku juga kepanasan nih,
tunggu aku” sapa kerbau.
“Aku mau mencari tempat yang teduh biar tidak kepanasan.
Nampaknya matahari sedang kuat-kuatnya menyemburkan panas ke bumi.” jawab
rumput.
Mereka berdua berjalan, tak berapa lama mereka melihat
sebuah pohon besar yang rindang dan berteduh dibawah pohon itu. Tak berapa lama
awan mendung datang, ia melihat kekuatan penuh sinar matahari. Dengan cepat
melaju ke arah matahari, ia menutupi sinar dengan awan mendung dan turun hujan
rintik-rintik. Rumput dan kerbau kaget, baru saja terjadi panas, kenapa kok
tiba-tiba hujan. Matahari melirik awan mendung dan berteriak lantang.
“Apa yang kamu lakukan, awan mendung? mengapa kau
menutupi sinarku?
“Kamu tidak kasihan mereka, matahari? lihatlah dibawah
sana, mereka kepanasan. Aku hanya memberi sedikit kesejukan kepada mereka”
jawab awan mendung.
“Aku tidak peduli, pokoknya kamu harus minggir” bentak
matahari.
“Kenapa kamu marah kepada mereka, beri aku alasannya?”
tanya awan mendung.
“Mereka memandangku cuma sekilas dan tidak pernah
memujiku. Mereka tidak suka kalau aku tepat diatas mereka” jawab matahari.
“Itu hanya perasaanmu saja, matahari” ucap awan mendung.
“Jika kamu tidak percaya kepadaku, datanglah kamu nanti malam
disini” tambah matahari.
“Aku jadi penasaran, baiklah aku nanti akan datang” jawab
awan mendung.
Malam pun tiba, matahari menenggelamkan dirinya. Bulan
muncul menggantikan tugas matahari. Sinarnya begitu indah, tidak panas dan
tidak menyilaukan. Mereka yang dibawah memandangi bulan penuh rasa kagum.
Pelan-pelan awan mendung pun datang untuk membuktikan perkataan matahari.
“Hay, bulan” sapa
awan mendung.
“Iya, awan mendung. ada apa kamu malam-malam keluar? apa
kamu ingin menghalangi sinarku dan menurunkan hujan kepada mereka?” jawab
bulan.
“Tidak, bulan. aku hanya datang sebentar saja. Aku kagum
dengan keindahan sinarmu, mereka dibawah juga selalu memujimu keindahanmu” ucap
awan mendung.
“Sekarang aku tahu yang sebenarnya. Ya sudah aku pamit
dulu ya, bulan” tambah awan mendung.
Waktu terus berjalan bersama malam yang indah, tak terasa
pagi menjelang. Matahari pun muncul kembali menyinari bumi ini. Awan mendung
pagi-pagi sekali datang menemui matahari.
“Selamat pagi, matahari. Kenapa kamu agak malas hari ini? biasanya kau begitu
semangat dengan sekuat tenaga menyorotkan sinarmu kebawah” ucap awan mendung.
“Kamu sudah tahu awan mendung, aku sedang malas sekarang”
jawab matahari.
“Aku sudah tahu semuanya, matahari. Tapi kamu tidak boleh
seperti itu, mereka yang dibawah juga sangat membutuhkanmu. Bayangkan jika kamu
aku tutupi, mereka pasti akan
mengeluh. Mereka juga memandangmu, tapi mereka tidak kuat berlama-lama karena
sinarmu bisa membutakan mata mereka jika melihatmu lama” jelas awan mendung.
“Kenapa mereka selalu marah ketika aku bersinar di siang
hari?” tanya matahari.
“Mereka tidak marah, justru sebenarnya mereka senang,
karena mereka bisa tumbuh dengan sempurna karena sinarmu.
”sebut saja
tumbuhan membutuhkan sinarmu untuk berfotodintesis, manusia untuk mengeringkan
pakaian mereka, mereka membutuhkan sinarmu. Itu hanyalah sebagian kecil contoh
yang membutuhkan sinarmu, betapa sangat berharganya sinarmu untuk kehidupan”. Jelas
awan dengan penuh pengertian
Matahari mulai
tersenyum dan merasa sangat senang, karena sinarnya sangat berarti bagi
kehidupan di bumi.
Sekarang bersinarlah terang. Karena tanpa sinarmu, mereka
akan mengalami kegelapan. Kamu sangat penting untuk mereka” jelas awan mendung.
Mendengar nasehat awan mendung, matahari kembali bersinar
terang. Makhluk dibawah pun senang, karena mereka membutuhkan sinar matahari
untuk aneka keperluan mereka. Matahari akhirnya menyadari bahwa betapa
pentingnya sinarnya dan bulan bagi kehidupan makhluk di bumi.
Pesan Moral : “Jadilah seperti matahari dan bulan,
tak letih menyinari bumi ini. Jangan pernah letih berbuat kebaikan dan menolong
orang lain”