Pada Suatu
Hari, Seekor harimau terperangkap dalam dalam Kandang besi. Harimau
tersebut mencoba untuk meloloskan
diri, namun usahanya sia – siai Harimau berguling-guling dalam
keadaan marah dan sedih ketika gagal keluar dari perangkap.
Kebetulan saat itu lewatlah seorang petapa. "Lepaskan
saya dari kurungan ini, oh petapa yang saleh!" teriak sang Harimau.
"Tidak, temanku," balas Petapa secara halus,
"Kamu mungkin akan memangsa saya jika saya melakukannya."
"Tidak akan!" sumpah sang Harimau; "sebaliknya,
Saya akan sangat berterima kasih sekali dan akan menjadi budakmu!"
Setelah sang Harimau menangis dan mengeluh sambil
menggerutu, hati petapa menjadi lunak dan akhirnya membuka pintu kandang.
Melompatlah sang Harimau keluar, menerjang petapa yang sial, lalu berteriak,
"Betapa bodohnya kamu! Tak ada yang bisa menghalangi saya untuk memangsa
kamu sekarang, apalagi saya sangat lapar sekali!"
Dengan ketakutan sang Petapa memohon agar dibiarkan hidup, “Wahai Harimau yang Perkasa
Ijinkanlah Saya bertanyaa kepada penghuni Alam untuk terakhir kalinya Sebelum Kamu
Memangsaku” Ucap Petapa penuh ketakutan. Akhirnya sang Petapa membuat perjanjian akan bertanya kepada tiga mahluk tentang
keadilan, dan Petapa itu juga
berjanji akan memenuhi keputusan yang diberikan oleh tiga mahluk tersebut.
“Baiklah ,tetapi
setelah kamu bertanya dan mendapatkan jawaban kembalilah padaku , untuk ku mangsa,
apabila kamu tidak kembali aku akan terus mencarimu dan kuterjang ketika ku,
menemukanmu.” Jawab Harimau penuh amarah.
Jadilah Petapa itu pergimengelilingi Alam sekitar dan bertanya kepada sebuah pohon
yang besar tentang hal keadilan, dan sang Pohon menjawab dengan dingin,
"Apa yang kamu keluhkan? Saya memberikan keteduhan dan tempat bernaung
bagi semua yang lewat, dan mereka membalas ku dengan mematahkan cabang-cabangku
untuk di jadikan kayu bakar dan
daunku dimakankan ke ternak mereka! Jangan cengeng, bertindaklah seperti
laki-laki!" Jawab Sang Pohon.
Kemudian petapa dengan hati sedih melanjutkan perjalanan untuk bertanya kepada mahluk
lain, Petapa melihat
seekor sapi yang menarik gerobak dan bertanya kepadanya tentang keadilan, "Kamu sangat bodoh karena
mengharapkan terima kasih! Lihat saja saya! Dulunya saat saya memberikan mereka
susu, mereka memberikan saya makanan yang enak, tetapi saat saya tidak lagi
bisa memberikan susu, saya dipaksa menarik gerobak dan membajak Sawah, dan tidak lagi mendapatkan makanan lezat!" Jawab Sang Sapi.
Petapa yang sedih lalu Kembali Melanjutjkan Perjalananya dan bertanya kepada sebuah jalan.
"Tuan," kata sang Jalan, "betapa bodohnya
engkau mengharapkan hal-hal yang tidak mungkin! Lihatlah saya, sangat berguna
ke semua orang, kaya, miskin, besar, kecil, tetapi mereka tidak memberikan saya
apa-apa selain debu dan kotoran!"
Akhirnya petapa dengan
hati sangat sedih dan gemetar berbalik untuk kembali ke Sang Harimau dan di tengah jalan dia bertemu dengan seekor
anjing hutan yang bertanya, "Ada masalah apa tuan Petapa? Anda terlihat
sangat sedih seperti ikan kehilangan air!"
Petapa lalu menceritakan segala hal yang terjadi.
"Sungguh membingungkan!" kata sang Anjing Hutan, maukah anda
mengulang cerita anda kembali, karena segalanya campur aduk dan saya tidakmengerti?"
Lalu Petapa mengulangi ceritanya kembali, dan sang Anjing
Hutan masih menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mengerti.
"Sangat aneh," katanya, "tetapi mari kita ke
tempat kejadian, mungkin saya bisa memberikan penilaian."
Berdua mereka menuju ke tempat kejadian di mana saat itu
sang Harimau sudah menunggu.
"Kamu pergi terlalu lama!" teriak sang Harimau,
"tapi sekarang saya akhirnya bisa memulai makan siangku."
Petapa menjadi ketakutan dan memohon.
"Tunggu sebentar, tuanku!" kata sang Petapa,
"saya harus menjelaskan sesuatu ke Anjing Hutan ini tentang kejadian
tadi."
Sang Harimau setuju dan ikut mendengarkan penjelasan Petapa
ke Anjing Hutan.
"Oh, bodohnya saya!" teriak Anjing Hutan,
"Jadi sang Petapa di dalam kandang, dan sang Harimau kebetulan lewat. "
"Puuuh!" potong sang Harimau sambil tertawa, "bodohnya kamu! Saya lah yang berada dalam
kandang"
“Apa kamu
mengerti hey anjing hutan yang bodoh” tanya Harimau
" Te ...
Te.... Te...Tentu saja!" kata Anjing Hutan, berpura-pura gemetar
ketakutan.
Dan anjing dengan
mimik wajah yang bodoh berkata "Ya! Saya berada dalam kandang – dan bertemu harimau, - duh,
bodohnya saya? Coba saya pikir lagi - Harimau ada di dalam Petapa, dan sebuah
kandang kebetulan berjalan lewat ,oh
tidak - tidak - sepertinya tidak begitu! duh, saya tidak akan pernah
bisa mengerti!"
"Kamu bisa mengerti!" jawab sang Harimau sambil
marah karena kebodohan Anjing Hutan.
"Saya yang berada dalam kandang - apakah kamu
mengerti?" tanya Harimau.
"Bagaimana anda bisa berada dalam kandang, tuan
Harimau?" tanya Anjing Hutan kembali.
"Bagaimana? Caranya biasa saja
tentunya!" jawab Harimau.
"Kepalaku mulai pusing!, Jangan marah tuanku, tetapi
yang anda maksud cara biasa itu bagaimana?" tanya Anjing Hutan.
Harimau menjadi kehilangan kesabaran dan melompat masuk ke
dalam kandang, lalu berteriak, "Caranya begini! Apakah kamu
mengerti sekarang?"
"Mengerti dengan jelas!" jawab Anjing Hutan sambil
tersenyum dan menutup pintu kandang rapat-rapat, "menurut saya, sebaiknya
anda tetap berada di dalam kandang itu!"
Sang Petapa saat itu berterima kasih sekali kepada Anjing
Hutan atas bantuan dan kecerdikannya.
Pesan Moral : Kecerdikan dapat membuatmu tertolong dari
sebuah masalah.